BLOG INI DIJUAL (SILAHKAN DITAWAR) HUBUNGI: 0813 7752 5527

Musim Hujan! Waspadai Bahaya Hydroplaning saat Berkendara dan Cara Menghindarinya

Bahaya Hydroplaning dan Cara Menghindarinya

Share

CaruserMagz.comMemahami Bahaya Hydroplaning saat Berkendara di Musim Hujan – Saat musim hujan, lebih banyak bahaya mengintai pengendara mobil dan motor. Selain karena visibilitas yang berkurang, ada bahaya yang pada umumnya tidak disadari oleh pengendara, yaitu hydroplaning yang bisa secara tiba-tiba membuat mobil atau motor hilang kendali, tanpa kesalahan apapun dilakukan oleh pengemudi.

Hydroplaning adalah keadaan yang menyebabkan hilangnya traksi ban ke jalan saat berkendara di jalan basah. Hal tersebut umumnya terjadi pada kendaraan yang dipacu dengan kecepatan tinggi, di jalan yang banyak genangan air. Ketika lapisan air berada di antara roda dan permukaan jalan, ban akan mengalami hydroplaning.

Saat salah satu ban kehilangan traksi karena air yang seolah jadi pelicin, sementara ban lainnya tetap memiliki traksi normal, maka mobil akan seolah-olah dibelokkan, meskipun setir tidak digerakkan. Hasilnya adalah arah mobil tidak dapat dikendalikan pengemudi, hingga berpotensi keluar jalur atau bertabrakan dengan mobil lain baik searah maupun dari arah berlawanan.

Apa saja kondisi yang berpotensi menyebabkan hydroplaning? Kondisi berbahaya ini dapat terjadi bukan saja saat sedang terjadi hujan, tapi pemicu utama adalah jalan yang basah. Faktor penyebab hydroplaning adalah sebagai berikut:

  • Genangan air.
  • Berkendara dengan kecepatan tinggi di jalan basah.
  • Ban yang mulai gundul, dipaksa terus berjalan di jalanan basah.
  • Menikung tajam di jalanan basah.
Bahaya hydroplaning - Menyebabkan mobil hilang kendali
Bahaya hydroplaning – Menyebabkan mobil hilang kendali

Cara Menghindari Bahaya Hydroplaning

Beberapa cara dapat dilakukan untuk menghindari atau mencegahan hydroplaning saat harus berkendara dalam keadaan hujan atau jalanan basah, berikut penjelasannya:

1. Perhatikan Kondisi Ban

Periksa Tapak Ban – Ban didesain dengan tapak yang mencegah hilangnya traksi di jalan raya dan juga menghindari hydroplaning. Periksa Indikator Keausan Tapak (TWI) yang terlihat seperti garis-garis sempit di sepanjang lekukan ban atau lambang segitiga kecil di sisi samping tapak ban. Ban yang sudha aus lebih berisiko untuk mengalami hydroplaning.

Pastikan Tekanan Ban sesuai Anjuran – Ban dengan tekanan udara terlalu kencang, akan lebih mudah mengalami hydroplaning. Apalagi ditambah tapak yang sudah aus.

Perhatikan Arah Putaran Ban – untuk ban satu arah yang pemasangannya tidak boleh terbalik, jika dipasang tidak sesuai arah putarannya atau dipasang terbalik, maka akan mengakibatkan risiko hydroplaning lebih tinggi. Karena bentuk tapaknya didesain untuk mengeluarkan air dari tengah ban, sehingga jika terbalik akan berfungsi sebaliknya, yaitu mengumpulkan air di tengah ban. Dan itu adalah kondisi yang lebih berbahaya.

Baca Juga:

2. Hindari Genangan Air

Jika terpaksa berkendara di jalanan basah, usahakan untuk menghindari genangan air, karena kita tidak dapat menguur kedalaman genangan tersebut. Meski ban modern mampu menahan kehilangan traksi, genangan air yang besar tetap bisa menimbulkan masalah. Jadi, jangan anggap remeh genangan air, menghidarlah sebisa mungkin.

3. Berkendaralah Lebih lambat saat Hujan atau di Jalan Basah

Saat hujan atau melewati jalanan basah, maka selalu ingat untuk mengurangi kecepatan secara signifikan. Kecepatan adalah faktor utama yang membuat mobil lebih mudah tergelincir karena hydroplaning. Kecepatan 60 km/jam ke atas sudah sangat berisiko mengalami hydroplaning, bahkan dengan kedalaman genangan air 2 mm saja. Apalagi jika mobil Anda adalah mobil kecil yang ringan.

4. Ikuti Jejak Mobil Lain

Salah satu trik untuk berkendara lebih aman saat hujan atau di jalanan yang banyak genangan air, adalah mengikuti jejak mobil lain. Namun tentunya mobil lain yang juga berkendara dengan hati-hati dan dengan tetap menjaga jarak aman. Karena jika mobil di depan kita mengalamani hydroplaning, kita dapat menghidari jalur yang dia lalui.

5. Jangan Aktifkan Cruise Control

Saat mengemudi di jalan tol dalam kondisi hujan atau jalanan basah, jangan aktifkan cruise control. Mengemudi dengan cruise control memang nyaman selama perjalanan jauh, tetapi hal itu berarti kecepatan kendaraan tidak sepenuhnya dalam kendali pengemudi, yang kemudian membuat pengemudi kurang waspada. Fitur Cruise Control berpotensi membahayakan di kondisi hujan atau jalan dengan banyak genangan air, karena arah mobil bisa tiba-tiba tidak terkendali, namun kecepatan tidak otomatis bisa dikurangi.

Apa yang Harus Dilakukan Saat Kendaraan Anda Mengalami Hydroplaning

Meskipun telah mengambil semua tindakan untuk pencegahan, hydroplaning masih mungkin terjadi, karena kita tidak dapat sepenuhnya mengukur kecepatan yang ideal untuk kondisi tiap jalanan yang basah. Ketika hydroplaning sudah terjadi, respons pengemudi menentukan apakah kestabilan kendaraan dapat dipulihkan atau konsisinya menjadi lebih buruk.

Respon terbaik adalah tetap tenang karena kepanikan akan selalu berakibat buruk. Pada umumnya pengemudi mengalami panik saat terjadi hydroplaning, kemudian mengerem dengan keras, atau sebagian lainnya menginjak pedal gas lebih dalam karena tidak disengaja. Kepanikan seperti itu biasanya berujung mobil yang keluar jalur, terbalik atau menabrak kendaraan lain dari arah berlawanan. Maka jangan pernah anggap remeh jalanan yang basah dan genangan air.

Jika kendaraan Anda mulai mengubah arah sendiri saat berkendara di kondisi hujan, lepaskan pedal gas tetapi tanpa menginjak rem. Saat kecepatan sudah mulai berkurang, perlahan arahkan mobil Anda ke jalur yang benar sambil menginjak rem sehalus mungkin.

Jika Anda telah berhasil mengambil kembali kendali terhadap mobil, maka berkendaralah kembali dengan kecepatan yang lebih rendah. Anda mengalami hydroplaning, itu artinya Anda telah berkendara dengan kecepatan yang lebih cepat dari seharusnya.

Kesimpulan dan Saran

Hydroplaning merupakan peristiwa yang menakutkan jika Anda tidak siap untuk itu. Situasi ini pada umumnya terjadi pada green driver, atau pengemudi yang belum berpengalaman. Karena mereka belum mampu mengukur kecepatan yang ideal saat berkendara di kondisi hujan atau jalanan basah.

Kecelakaan fatal biasanya terjadi karena kepanikan. Maka jika Anda telah membaca artikel ini hingga paragrap terakhir, berusahalah untuk selalu mengingatnya agar berhati-hati saat hujan, dan jangan pernah menganggap remeh jalanan yang basah. Karena telah banyak kecelakaan terjadi akibat hydroplaning, baik merenggut korban jiwa atau paling tidak mobil yang rusak parah akan menghabiskan tabungan Anda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected!! (Konten ini Dilindungi)