BLOG INI DIJUAL (SILAHKAN DITAWAR) HUBUNGI: 0813 7752 5527

Mengapa Indonesia Menganut Setir Kanan pada Mobil? Begini Sejarahnya

Mengapa Indonesia Setir Kanan - Latar Belakang Sejarah

Share
CaruserMagz.com – Setir mobil di sebagian besar negara-negara di dunia diletakkan si sisi kanan, sebagian lainnya di sebelah kiri. Hal itu terjadi karena praktik lalu lintas yang berbeda mengenai sisi jalan yang digunakan di setiap negara tersebut, misalnya Indonesia menganut setir kanan, karena jalur jalan yang digunakan adalah sisi kiri. Pertanyaannya, mengapa tidak diseragamkan saja, hingga seluruh dunia menggunakan sisi jalan yang sama dan setir mobil berasa pada sisi yang sama pula?

 
Sekitar 165 Negara dan teritori di dunia, termasuk Indonesia menggunakan sisi kiri jalan (left-hand traffic – LHT), sehingga setir mobil di negara-negara tersebut berada di sisi kanan. Hanya sekitar 75 negara yang memberlakukan aturan sebaliknya (right-hand traffic – RHT), hingga setir mobilnya berada di sisi kiri.

 
Inggris, Jepang, India, Selandia Baru, Indonesia dan Malaysia termasuk yang menganut setir sebelah kanan, atau aturan trafik LHT. Sedangkan sebagian besar negara Eropa seperti Prancis, Jerman, Spanyol dan negara-negara di Amerika menganut setir sebelah kiri.

 

Bagaimana Sejarah Penggunaan LHT dan RHT?

 
Lalu bagaimana negara-negara tersebut awal mulanya menerapkan aturan jalan yang digunakan sebelah kiri atau kanan? Sebenarnya tidak ada fakta jelas mengenai hal ini, namun kemungkinan paling besar yang dikemukakan banyak pakar adalah akibat pengaruh pola kolonialisme di zaman penjajahan.

 
Negara-negara yang menggunakan setir sebelah kanan, kebanyakan adalah bekas negara jajahan Inggris, atau ada kaitannya dengan kolonial Inggris. Sedangkan negara-negara dengan setir sebelah kiri, kebanyakan adalah negara oposisi dari kerajaan Inggris atau yang berpihak pada oposisi Inggris, seperti Amerika Serikat misalnya.

 
Teori pertama yang dikemukakan adalah karena para kesatria berkuda Inggris lebih suka berada di sisi kiri jalan, karena mereka tentu lebih banyak memegang pedang dengan tangan kanan, sedangkan sarung pedang berada di sebelah kiri tubuhnya. Sehingga lebih mudah mencabut pedang saat diperlukan. Dengan posisi sarung pedang itu pula, menjadi lebih aman untuk mendahului pejuang lain dari sisi kanan, sehingga jalan sebelah kanan harus dijaga kosong.

 
Teori lainnya adalah berasal dari praktik cara naik kuda. Kuda dinaiki dari sebelah kiri, sehingga lebih mudah dan aman untuk naik dan turun dari kuda dengan berada di sisi kiri jalan.

 
Pola tentara di zaman feodalisme Inggris yang disebut-sebut hampir menjajah sebagian besar dunia tersebut, dianggap menjadi cikal bakal penerapan sistem LHT di sebagian besar negara di dunia. Karena Inggris menerapkan aturan berjalan di sisi kiri jalan di semua koloninya, yang kemudian aturan tersebut tidak dirubah hingga masa kolonialisme berakhir.

Cavalery Tentara Berkuda Inggris

Cavalery Tentara Berkuda Inggris

Sebaliknya, negara-negara oposisi Inggris menerapkan RHT. Dari sisi sejarah, Napoleon Bonaparte memaksa merubah aturan sisi jalan kiri menjadi kanan setelah dia menaklukkan negara tersebut. Napoleon tidak ingin aturan Inggris berlaku di negara koloninya atau negara sahabatnya seperti Amerika yang menjadikan Prancis sekutunya saat perjuangan melawan penjajah Inggris di benua Amerika. Sehingga wajar Amerika menerapkan aturan Prancis yang menganut RHT.

 

Mengapa Indonesia Menganut Setir Kanan dan LHT?

 
Lalu mengapa negara yang bukan jajahan Inggris seperti Jepang dan Indonesia menggunakan aturan jalan sebelah kiri dan setir mobil sebelah kanan? Padahal Jepang tidak pernah dijajah Inggris, sedangkan Indonesia adalah negara jajahan Belanda, yang juga merupakan oposisi Inggris.

 
Bila dilihat dari sisi sejarah, ternyata ada korelasi pengaruh Inggris dalam penjajahan Belanda terhadap Indonesia. Mengutip dari Wikipedia, di masa awal penjajahan di Indonesia, Belanda bekerjasama dengan Inggris dalam usaha menguasai perdagangan dan menentang monopoli Portugis di Asia, dengan membentuk kongsi dagang gabungan antara East India Company (EIC) milik Inggris dengan Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) milik Belanda pada tahun 1602.

 
Pada akhirnya Inggris dan Belanda pun terlibat perang karena memperebutkan supremasi perdagangan di Asia, yang dimenangkan oleh Belanda untuk perdagangan rempah-rempah di wilayah Asia Tenggara. Sedangkan Inggris menguasai perdagangan tekstil di wilayah India dan sebagian kecil wilayah Asia Tenggara untuk rempah-rempah.

 
Baca juga:
Mengapa Setir Mobil Bundar? Tahukah Kamu Awalnya Setir Mobil Berbentuk Stik
Alasan Mobil Berbentuk Kotak Disukai Orang Jepang

 
Sedangkan Jepang yang tidak pernah dijajah Inggris, dan tidak pernah pula menjadi bagian dari kolonial Inggris, menerapkan aturan jalan raya yang sama dengan Inggris. Hal itu terjadi karena Jepang memilih perusahaan Inggris untuk membangun jalur kereta api mereka, sehingga pengaruh Inggris mengenai pola lalu-lintas menjadi kuat di sana.

 
Jadi perusahaan kolonial yang hadir di Indonesia pada awalnya bukanlah VOC saja, tapi juga ada perusahaan Inggris bernama EIC yang juga menancapkan pengaruhnya di Indonesia. Apalagi selepas dari Belanda, Indonesia dijajah Jepang yang telah menetapkan pola lalu lintas yang sama dengan Inggris, sehingga tidak ada perubahan pada tata cara berlalu lintas di Indonesia.

 
Mengenai kebenaran dari hal tersebut, tentu sejarawan lebih layak mengungkap fakta sejarah. Artikel ini bukan tulisan ilmiah, sehingga kebenaran tidak terjamin layaknya dokumen sejarah. Namun merupakan analisa mengenai kemungkinan terbesar mengapa negara-negara di dunia terbagi dalam 2 sistem lalu lintas yang berpengaruh pada sisi setir mobil.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected!! (Konten ini Dilindungi)