BLOG INI DIJUAL (SILAHKAN DITAWAR) HUBUNGI: 0813 7752 5527

Kasus Hermansyah Dibacok di Jalan Tol, Ingatkan Pentingnya Jaga Emosi saat Berkendara

Hermansyah dibacok, Pakar Telematika ITB dibacok setelah terlibat cekcok di jalan tol

Share
CaruserMagz.com – Kasus pembacokan terhadap Hermansyah yang terjadi pada Minggu dinihari 9 Juli 2017 di ruas tol Jagorawi menjadi viral. Kebrutalan tersebut tak pelak memancing berbagai spekulasi publik, mengenai motif para pelaku. Karena korban adalah pakar telematika alumni ITB yang belum lama menjadi narasumber pada acara Indonesia Lawyer Club (ILC) di TVOne.

 

Dalam salah satu tema yang dibahas ILC, Hermansyah menyampaikan analisanya terkait kasus percakapan/chat p#rnografi antara Habib Rizieq vs Virza Husein, bahwa chat tersebut adalah hasil rekayasa atau palsu.

 

Berbagai spekulasi dan opini merebak dengan cepat di media sosial, belum lagi dibumbui oleh berbagai pernyataan bahwa kasus tersebut tidak terkait pernyataan Hermansyah di ILC sebelum pelakunya tertangkap, mengakibatkan sentimen miring para netizen makin meruncing.

 

Tiga hari setelah kejadian, polisi berhasil meringkus 2 dari 5 pelaku penganiayaan sadis tersebut. Dari hasil olah TKP dan data rekaman CCTV, Polisi berhasil mengetahui pelaku dan kemudian melakukan pengejaran. Kedua pelaku ditangkap saat berada di dalam mobil Pajero Sport, di kawasan Jalan Raya Sawangan, Depok, Jawa Barat, Rabu dinihari, 12 Juli 2017.

 

Kedua pelaku yang berhasil diringkus tersebut adalah Edwin Hitipeuw (37 tahun) dan rekannya, Lauren Paliyama (31 tahun). Kedua lelaki bertubuh gempal yang berprofesi sebagai dept collector tersebut terlihat layu saat digiring tim gabungan Polres Jakarta Timur dan Polresta Depok.

 

Polisi langsung mengorek keterangan dari kedua pelaku mengenai alasan mengapa mereka melakukan pembacokan pada Hermansyah. Pelaku mengaku dalam pengaruh minuman keras saat menganiaya korban.

 

Mereka juga mengaku bahwa mobil yang mereka kendarai menyenggol mobil korban, karena hendak menghindari bus. Korban tidak terima lalu mengejar pelaku dan terjadi percekcokan. Pelaku naik pitam dan mencegat mobil korban lalu melakukan penganiayaan dengan pisau.

 

Kronologi yang dirilis viva.co.id pada 12 Juli 2017, menjelaskan bahwa Hermansyah terpancing emosi saat mobilnya disenggol oleh mobil pelaku, kemudian melakukan pengejaran. Lalu mobil pelaku lain datang dari arah belakang memepet mobil Hermansyah.

 

Pelaku penusukan bernama Edwin Hitipeuw yang berada di mobil dari belakang mengaku kesal pada korban, karena terus marah-marah. “Dia terus marah-marah, saya tusuk dia pakai pisau,” kata Edwin di Mapolresta Depok, Rabu dinihari, 12 Juli 2017.

 

 

Terlepas benar atau tidaknya pengakuan pelaku yang diberitakan viva.co.id tersebut, dapat kita ketahui bahwa kejadian ini melibatkan emosi di jalanan, baik di sisi pelaku maupun korban. Peluapan emosi para pengguna jalan lazim kita jumpai di perkotaan, namun tidak sampai berujung penganiayaan secara brutal.

 

Dari kejadian ini hendaknya menjadi pelajaran bagi kita semua, akan pentingnya berfikir jernih dan menahan emosi saat sedang berkendara. Karena kita tidak tahu kondisi orang yang melakukan kesalahan tersebut. Bisa saja dia dalam pengaruh minuman keras atau narkoba, yang menghilangkan peri kemanusiaan mereka. Atau ternyata mereka memang segerombolan penjahat yang suka berprilaku sadis.

 

Kita harus bisa membayangkan risiko yang lebih buruk dari sekedar mobil penyok akibat disenggol. Kita tidak mengenal pelaku kesalahan pengguna jalan lain, bisa juga dia melakukan kesalahan karena tidak disengaja, namun karena kita terpancing emosi, membangkitkan emosi mereka juga lalu terjadilah hal-hal lebih buruk yang seharusnya tidak perlu terjadi jika kita mampu menahan emosi.

 

Niatkanlah untuk menjadi orang yang sabar dan pemaaf sebelum melakukan perjalan, sadarilah kesalahan dalam berkendara adalah hal yang lumrah terjadi dan kebanyakan bukan karena disengaja. Pada intinya, kita yang waras lebih baik mengalah dan menghidari konflik di jalan raya dengan pengguna jalan lain sekecil apapun.

 

Siapapun sebenarnya tidak ingin mengalami masalah di jalan raya, apalagi para pelaku kriminal karena jika mendapat masalah di jalanan, mereka akan langsung berhadapan dengan pihak berwajib.

 

Mengenai kaitan kasus ini dengan profesi korban sebagai pakar telematika yang direncanakan menjadi saksi meringankan pada kasus yang kontroversial, tentu perlu penelusuran lebih dalam dari pihak-pihak yang berkompeten dan punya wewenang. Spekulasi publik sulit dibendung, yang pro dan yang kontra akan terus seperti minyak dan air, sulit untuk sependapat.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected!! (Konten ini Dilindungi)