Daimler Ingin Akhiri Kerjasama dengan Aliansi Renault-Nissan demi Berhemat
Strategi penghematan biaya besar-besaran ini dicanangkan oleh Chief Executive (CEO) Daimler baru, Ola Kallenius, yang baru akan mengambil alih posisi orang nomor satu Daimler dari Dieter Zetsche pada bulan Mei 2019.
CEO baru grup Mercedes-Benz tersebut menegaskan bahwa perusahaan perlu melakukan cost-saving hingga 6 miliar euro atau $ 6,75 miliar hingga tahun 2021 di bawah bendera Mercedes-Benz dan 2 miliar euro atau $2,25 miliar di divisi Daimler Trucks.
Strategi penghematan biaya ini merupakan imbas dari perang perdagangan negara-negara besar yang menyebabkan lesunya industri otomotif dunia dan menurunnya laba grup Daimler pada 2018 hingga 22%. Selain itu, besarnya investasi untuk pengembangan mobil listrik juga menjadi pemicu strategi tersebut.
![Ola Kallenius - CEO Daimler akhiri kerjasama Daimler dan aliansi Renault-Nissan](https://carusermagz.com/wp-content/uploads/2019/04/Ola-Kallenius-CEO-Daimler-akhiri-kerjasama-Daimler-dan-aliansi-Renault-Nissan.jpg)
Ola Kallenius – CEO Daimler akhiri kerjasama Daimler dan aliansi Renault-Nissan
Baca juga:
- Mercedes-Benz Jalin Kerjasama dengan Musuh Bebuyutan demi Teknologi Mobil Otonom
- Sport-car Legendaris Nissan Akhirnya Dibangun oleh Rumah Desain Italia
Hal signifikan lainnya yang memicu penghematan besar-besaran ini adalah sekitar 30.000 unit mobil Mercedes-Benz yang diproduksi di Tuscaloosa, Alabama, harus direcall karena system elektronik yang salah.
Recall tersebut diperkirakan akan menyedot keuangan Daimler hingga 2 miliar euro, lalu menekan pendapatan kuartal pertama 2019 hingga 500 juta euro atau sekitar $561 juta.
Mengakhiri kerjasama dengan Aliansi Renault-Nissan menjadi salah satu langkah utama untuk penghematan ini. Kemungkinannya adalah penghentian proyek bersama untuk membuat mobil satu platform, yaitu Mercedes-Benz X-Class dan Nissan Navara, serta Smart For Four dan Renault Twingo.