Suzuki Mundur dari MotoGP setelah Musim 2022, Ini Pengumuman Resminya
by Rizki Agung May 13, 2022
CaruserMagz.com – Suzuki Mundur dari MotoGP – Pada Kamis, 12 Mei 2022, Suzuki Hamamatsu Factory secara resmi mengumumkan rencana pengunduran diri dari ajang MotoGP setelah musim 2022, melalui press release di laman resminya.
Rumor mengenai Suzuki yang menyerah dari ajang balapan motor paling bergengsi di dunia tersebut sebenarnya telah heboh di beberapa bulan terakhir.
Press rilis oleh Suzuki ini menjadi konfirmasi resmi bahwa rumor itu ternyata benar. Secara gamblang pihak Suzuki menyatakan bahwa penyebab mundur tersebut adalah kondisi ekonomi Susuki yang tidak lagi dapat mendukung partisipasinya di ajang balapan MotoGP.
Berikut isi rilis resmi Suzuki umumkan mundur dari MotoGP:
“Suzuki Motor Corporation sedang berdiskusi dengan Dorna mengenai kemungkinan mengakhiri partisipasi di MotoGP pada akhir tahun 2022.”
“Sayangnya, situasi ekonomi saat ini dan kebutuhan untuk memusatkan upaya pada perubahan besar yang dihadapi dunia otomotif di tahun-tahun ini, memaksa Suzuki untuk mengalihkan biaya dan sumber daya manusia untuk mengembangkan teknologi baru.”
“Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Tim Suzuki Ecstar, kepada semua pihak yang telah mendukung kegiatan balap motor Suzuki selama bertahun-tahun dan kepada semua penggemar Suzuki yang telah memberikan dukungan yang antusias kepada kami.”
Pengumuman tersebut pada awalnya juga menyatakan bahwa Suzuki akan mundur dari semua balapan motor dengan alasan yang sama. Namun belakangan pengumuman itu direvisi, sehingga hanya menyebutkan MotoGP.
Berikut pengumuman awal oleh Suzuki seperti yang sempat dicapture oleh TMCBlog.com dan diposting di akun Twitter Pengamat dan Komentator MotoGP tersebut.
Masalah finansial memang cukup krusial untuk berpartisipasi dalam ajang balapan bergengsi yang menguras dana besar. Artinya, hal itu harus didukung dengan penjualan di level retail seluruh dunia yang besar.
Jika ajang balapan tidak berpengaruh pada angka penjualan produk kendaraannya, maka tidak ada benefit bagi pabrikan untuk bertahan di ajang yang menjadi cost-center, alias gagal menjadi profit center.
