BLOG INI DIJUAL, HARGA AWAL : RP 500 JUTA (SILAHKAN DITAWAR) HUBUNGI: 0813 7752 5527

Saham Renault Terpuruk Paling Parah, Di Tengah Seruan Boikot Produk Prancis

Renault Megane - Renault kena Boikot di Timur-Tengah gara-gara Pancis dukung karikatur Nabi

Share

CaruserMagz.com – Badai boikot produk Prancis masih terus melanda Perusahaan-perusahaan ternama asal negara tersebut, khususnya di wilayah negara berpenduduk mayoritas muslim seperti Timur-tengah dan Asia. Seruan boikot produk Prancis ini dipicu sikap Presiden Emmanuel Macron yang mengeluarkan pernyataan yang dianggap menghina Islam sebagai agama dan mendukung pelecehan pada Nabi Muhammad dengan penerbitan kembali karikatur Nabi oleh majalah satir Charlie Hebdo.

Meskipun para diplomat Prancis berusaha merayu negara-negara muslim agar menghentikan kampanye boikot, dengan melegitimasi pernyataan Macron sebagai perang pada terorisme minoritas di Prancis. Namun pernyataan yang sangat menyakiti umat islam itu terlanjur dimaknai generalisasi terhadap ajaran islam dan yang paling fatal adalah pemasangan karikatur Nabi Muhammad kembali, yang merupakan penghinaan pada Sang Rasul. Sehingga umat Islam di seluruh dunia meradang, mengingat penggambaran Nabi sangat dilarang dalam ajaran Islam, apalagi dengan penampakan yang melecehkan.

Hingga akhir Oktober 2020 ini, umat islam dan para pemimpin negara-negara muslim di seluruh dunia, termasuk Indonesia dan Malaysia, mengecam keras Presiden Prancis Emmanuel Macron yang mendukung penayangan ulang karikatur Nabi Muhammad. Berbagai demonstrasi digelar di kedutaan Prancis di berbagai negara dan produk-produk dari Perusahaan-perusahaan asal Prancis dihentikan penjualannya di berbagai outlet dan supermarket.

Boikot Produk Prancis - Karena Pemerintahnya dukung penghinaan pada Nabi Muhammad
Boikot Produk Prancis – Karena Pemerintahnya dukung penghinaan pada Nabi Muhammad

Saham Perusahaan Prancis Anjlok 4 Hari Beruntun

Akibatnya, saham-saham Prancis anjlok secara beruntun selama 4 hari berturut-turut sejak 26 hingga 29 Oktober 2020. Indeks acuan CAC 40 di bursa efek Paris anjlok 1,9% pada 26/10, 1,77% pada 27/10 dan 3,37% pada 28/10.

Dari 40 saham perusahaan-perusahaan besar pilihan yang tergabung dalam komponen indeks CAC 40, pada penutupan 28 Oktober 2020, sebanyak 38 saham menderita kerugian, hanya 1 saham berhasil membukukan keuntungan, serta 1 saham diperdagangkan tidak berubah. Pada penutupan 29 Oktober, 23 perusahaan masih mengalami kerugian dan 17 perusahaan berhasil bangkit.

Renault sebagai Perusahaan produsen mobil multinasional asal Prancis mengalami kerugian terbesar (top loser) pada 28 Oktober 2020, di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan harga saham yang terpuruk 7,96%.

Baca: Daftar Brand Otomotif Asal Prancis, Mobil dan Motor

Perusahaan lain yang sahamnya merosot signifikan antara lain perusahaan konsultan dan layanan IT multinasional Eropa Atos yang kehilangan 7,57%, perusahaan real estate komersial Eropa Unibail-Rodamco-Westfield SE yang anjlok 6,53%. Perusahaan ritel multinasional Carefour mengalami kerugian 2,02% pada penutupan 29 Oktober.

Daftar Brand Produk asal Prancis yang diboikot negara-negara Timur Tengah
Daftar Brand Produk asal Prancis yang diboikot negara-negara Timur Tengah

Merayu Grand Syaikh Al Azhar

Kondisi tersebut cukup membuat Pemerintah Prancis kalang-kabut, belum lagi negara tersebut juga sedang dilanda gelombang peningkatan wabah Covid-19. Duta besar Prancis di berbagai negara berusaha merendam aksi boikot tersebut. Di antaranya Duta Besar Prancis untuk Mesir berusaha membujuk Grand Syaikh Al-Azhar Syaikh Ahmad Thayib untuk membantunya menghentikan gelombang boikot produk-produk Prancis. Namun, pimpinan Lembaga Perguruan Tinggi Mesir Al Alzhar tersebut menolaknya secara mentah-mentah.

“Kami tidak menerima negoisasi terkait kasus penghinaan terhadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan Macron harus segera meminta maaf,” balas Syaikh Ahmad Thayib seperti dilansir azhar.eg pada Rabu 28 Oktober 2020.

Tak Takut Seruan Boikot Produk Prancis, Macron Akan Lanjutkan!

Hingga akhir Oktober 2020, belum ada tanda-tanda Presiden Macron akan meminta maaf pada umat Islam di seluruh dunia terkait pernyataan dan dukungannya pada karikatur Nabi Muhammad. Bahkan pernyataannya cukup keras melegitimasi tindakannya dalam pernyataan di Twitter menanggapi seruan boikot produk Prancis.

Seperti dikutip Theguardian pada Senin 26 Oktober 2020, Macron menanggapi seruan boikot dan berbagai demonstrasi yang menampilkan foto dengan cetakan alas sepatu diwajahnya.

“Sejarah kami adalah salah satu pertempuran melawan tirani dan fanatisme. Kami akan melanjutkan, ” Tweet Macron dalam tiga bahasa, Prancis, Inggris dan Arab. Cukup kotrandiktif mengingat fakta sejarah mengatakan bahwa Prancis adalah negara penjajah di masa lalu, bukan negara yang berjuang menghadapi tirani, melainkan negara tirani yang membunuh jutaan rakyat Afrika saat era penjajahan. Fakta itu diungkit oleh Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahatir Muhammad.

Kami menghormati semua perbedaan dalam semangat perdamaian. Kami tidak akan pernah menerima perkataan yang mendorong kebencian dan kami membela perdebatan yang masuk akal. Kita akan lanjutkan. Kami selalu berpihak pada martabat manusia dan nilai-nilai universal, ” tambah presiden Prancis yang banyak menimbukan kontroversi tersebut.

Pernyataan tersebut juga cukup anomali, mengingat sikapnya yang mendukung penerbitan kembali karikatur yang melecehkan Nabi umat Islam oleh majalah kontroversial Charlie Hebdo. Serta menyataannya yang mengatakan Islam adalah agama dalam krisis. Dimana sikap dan pernyataan Macron tersebut dirasakan oleh umat Islam di seluruh dunia, sebagai hal yang tidak menghargai semangat perdamaian serta merupakan perkataan yang mendorong kebencian pada agama dan tokoh paling dicintai umat Islam, yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected!! (Konten ini Dilindungi)