BLOG INI DIJUAL, HARGA AWAL : RP 500 JUTA (SILAHKAN DITAWAR) HUBUNGI: 0813 7752 5527

Pabrik BBM Sintetis ‘E-Fuel’ Terbesar Dunia akan Dibangun di Texas AS, Konstruksi Dimulai 2024

Pabrik BBM Sintetis Netral Karbon akan dibangun di Texas AS

Share

CaruserMagz.com – Otoritas Texas, AS, telah menyetujui pembangunan fasilitas Pabrik BBM Sintetis ‘E-Fuel‘ Terbesar Dunia oleh Highly Innovative Fuels Global (HIF Global) yang digagas Porsche. Pembangunan pabrik bahan bakar sintesis berbasis air dan listrik itu akan dimulai pada tahun 2024.

Proyek Pabrik BBM Sintetis terbesar ini diharapkan bisa menurunkan biaya produksi, sehingga bahan bakar alternatif yang netral karbon ini bisa dijual dengan harga lebih murah.

E-Fuel adalah bahan bakar sintetis berupa Methanol (CH3OH) yang dibuat dengan proses elektrolisis air yang menghasilkan gas Hidrogen dan Oksigen. Selanjutnya gas Hidrogen direaksikan dengan Karbon Dioksida (CO2) yang diekstrak dari udara bebas.

Bahan bakar sintetis ini ditujukan untuk mempertahankan teknologi mesin bakar, dengan sekaligus membantu mengatasi efek rumah kaca dari emisi CO2 secara global.

Proyek percontohan e-Fuel di Chili dinilai telah sukses, sehingga HIF Global melanjutkan ke tahap selanjutnya, yaitu industrialisasi. HIF Global mendapat lampu hijau untuk membangun fasilitas produksi e-Fuel terbesar dunia di Matagorda, Texas selatan.

“Di Texas, kami membawa e-fuel ke tingkat skala komersial berikutnya, dan kami sekarang diizinkan untuk membangun fasilitas e-fuel terbesar di dunia, untuk memproduksi sekitar 200 juta galon (750 juta liter) pengiriman per tahun,” ungkap Meg Gentle, direktur eksekutif dewan HIF Global.

Fasilitas Pilot Project e-Fuel di Chili
Fasilitas Pilot Project e-Fuel di Chili

Produksi e-fuel dalam skala industri diharapkan dapat dimulai pada tahun 2027. Untuk kapasitas yang direncanakan itu, HIF Global akan membutuhkan 300.000 ton hidrogen per tahun, dan sekitar 2 juta ton CO2 yang diserap dari udara bebas.

Metanol yang dihasilkan dari proses tersebut akan berbentuk cairan, yang bisa didistribusikan layaknya BBM fossil yang sekarang ada. Sehingga tidak diperlukan fasilitas distribusi yang berbeda, melainkan benar-benar mensubtitusi BBM fossil.

Tantangan Dalam Industrialisasi E-Fuel

Tantangan terbesar dari produksi e-Fuel adalah konsumsi energi listrik yang sangat besar. Energi itu tidak boleh didapat dari listrik yang diproduksi oleh pembakaran fossil semisal batubara, gas atau minyak bumi. HIF bekomitmen bahwa listriknya hanya boleh dari sumber hijau semisal pembangkit listrik tenaga matahari atau angin.

Itu artinya HIF Global harus bersaing dengan konsumen EV dalam kebutuhan listriknya. Di masa depan, diperkirakan 77% energi listrik yang dihasilkan pembangkit akan dikonsumsi oleh pengguna mobil listrik. Hanya 13% sisanya untuk penggunaan lainnya termasuk produksi e-fuel.

Tantangan selanjutnya adalah membuat biaya produksinya jadi masuk akal bagi konsumen. E-Fuel yang diproduksi oleh fasilitas Pilot-Project di Haru Oni, Chili berharga sekitar €50 per liter, atau sekitar Rp 800.000/liter. Di tahap industri, diharapkan biaya produksi bisa diturunkan secara signifikan hingga harga e-Fuel sekitar €2 (sekitar Rp 32.000) per liter.

Tanggapan Pengamat Lingkungan

Di sisi lain, pengamat menilai e-Fuel akan memperlambat era elektrifikasi kendaraan. Karena produsen e-Fuel akan menjadi pesaing besar bagi konsumen EV dalam hal konsumsi listrik. Padahal ketersediaan listrik dunia, khususnya yang berasal dari energi terbarukan masih sedikit.

Namun teknologi ini tetap dinilai menjanjikan. Khususnya untuk industri yang tidak bisa menggunakan powertrain listrik yang terbatas dalam hal jarak tempuh. Misalnya penerbangan dan logistik dengan transportasi darat jarak jauh. Apalagi ada peran mengurangi emisi karbon dari proses produksinya yang mengkonsumsi CO2 dalam jumlah signifikan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected!! (Konten ini Dilindungi)