BLOG INI DIJUAL (SILAHKAN DITAWAR) HUBUNGI: 0813 7752 5527

Mengemudi dengan Ban Kempes, Seberapa Berbahaya dan Apa Akibatnya?

TPMS memantau ban kempes

Share

CaruserMagz.comBan Kempes, Apa Risiko dan Bagaimana Cara Menghindarinya? – Banyak orang yang tidak terlalu khawatir mengenai kondisi ban mobilnya, sehingga memeriksa kondisi dan tekanan ban sering terlewatkan, baik secara rutin maupun sebelum memulai perjalanan. Bahkan ada sebagian orang yang mengira bahwa berkendara dengan ban yang bertekanan rendah bisa membuat mobil jadi lebih nyaman dan empuk saat melewati jalanan tidak rata.

Padahal itu adalah praktik berbahaya, karena ada beberapa risiko dari tekanan ban yang kurang dari standar atau tidak merata di tiap ban. Semakin lama seseorang mengemudi dengan tekanan ban rendah, semakin besar risiko menunggu mereka di jalan.

Pentingnya Memeriksa Tekanan Udara Ban

Kita mungkin mengira bahwa menjaga agar semua ban tetap bertekanan sesuai standar setiap kali akan berkendara adalah hal yang sulit, karena memerlukan biaya dan waktu. Namun itu lebih mudah daripada harus menghadapi konsekuensi jika tekanan ban benar-benar habis di tengah perjalanan.

Mengemudi dengan tekanan ban rendah akan berdampak buruk pada penghematan bahan bakar, pengendalian, keausan ban, dan yang terpenting adalah keselamatan.

Memeriksa Tekanan Ban Mobil
Memeriksa Tekanan Ban Mobil dengan Pressure-Gauge

Dampak Negatif Berkendara dengan Ban Kempes

Mobil lebih sulit dikendalikan – Tekanan ban yang rendah membuat traksi ban ke jalan berkurang, sehingga setir jadi kurang responsif. Akibatnya akan sulit menghindari keadaan darurat seperti berpindah jalur dengan cepat.

Ban lebih cepat rusak – Bagian tepi cepat aus karena lebih banyak bergesekan dengan jalan dan hal itu meningkatkan risiko ban pecah.

Ban bisa meledak saat dikendarai – dengan sering dikendarai pada tekanan rendah, ban yang aus berisiko tinggi meledak saat dipacu dengan kecepatan tinggi. Jika itu terjadi maka nyawa pengemudi dan penumpang terancam, karena pengemudi akan kehilangan kendali pada mobilnya.

Konsumsi bahan bakar lebih tinggi – karena ban yang kempes memberikan tahanan yang besar pada jalan.

Beban mesin lebih berat – Karena daya cengkram ban ke jalan berkurang, mesin jadi bekerja lebih berat. Hal ini berkaitan dengan konsumsi bbm yang meningkat.

Mengurangi jarak tempuh – Hasil pengukuran para ahli menunjukkan penurunan daya tempuh sekitar 0,2% untuk setiap penurunan tekanan ban 1 psi dari ukuran standar.

Meningkatkan risiko tekanan ban habis – Sehingga akan menyulitkan perjalanan. Karena jika terjadi di tengah perjalanan, hal ini meningkatkan risiko kecelakaan. Paling tidak merepotkan karena harus mengganti ban sendiri. Itu mengahabiskan waktu dan tenaga.

Statistik Kecelakaan karena Ban Kempes

Seperti dikutip carfromjapan.com, terjadi lebih dari 11.000 kecelakaan per tahun di Amerika Serikat terkait masalah ban mobil. 500 pengemudi di antaranya kehilangan nyawa karena ban meledak yang mengakibatkan mobil hilang kendali. Jadi, jangan kira urusan tekanan ban ini adalah hal yang sepele.

Contoh Kecelakaan di Jalan Tol karena Ban Meledak - Kejadian di Budapest, Hungaria
Contoh Kecelakaan di Jalan Tol karena Ban Meledak

Dari penelitian oleh badan lalu lintas disana, diketahui bahwa 42% pengemudi tidak memahami arti peringatan yang diberikan Tire Pressure Monitoring System (TPMS). Artinya hanya 58% pengemudi yang mengerti bahwa peringatan dari TPMS mengandung risiko kecelakaan. Itu pun sebagiannya tetap mengabaikan peringatan tersebut, walau sudah mengerti bahwa itu berarti tekanan ban mobil tidak sesuai standar.

Berapa Tekanan Udara Ban Sesuai Standar?

Tekanan udara ban tiap mobil berbeda-beda, sesuai ukuran dan bobot mobil serta spesifikasi bannya. Pada umumnya, mobil penumpang dianjurkan untuk bertekanan di atas 30 psi. Untuk mengetahui berapa tekanan udara ban yang dianjurkan oleh pabrikan bisa dilihat pada buku manual yang disediakan produsen mobil.

Selain itu, biasanya tekanan ban yang dianjurkan diinformasikan dengan sticker pada sisi dalam pillar-B, khususnya pada sisi pengemudi. Ukuran tersebut biasanya berbeda untuk mode muatan penuh dan jika mobil hanya dikendarai oleh pengemudi.

Berapa Tekanan Ban dianggap Rendah dan Membahayakan?

Menghadapi kondisi ban kempes bisa saja terjadi saat kita di tengah perjalanan, misalnya tekanan ban tiba-tiba turun karena terkena paku atau benda tajam lainnya di jalan. Ban tubeless biasanya tidak langsung habis anginnya, tapi berkurang perlahan sehingga kita memiliki waktu untuk melakukan penggantian ban atau mendatangi toko ban terdekat.

Pada mobil dengan fitur TPMS, tekanan ban bisa dipantau untuk mengetahui apakah mobil masih bisa dijalankan, atau kita harus segera menggantinya dengan ban cadangan. Lalu berapa tekanan ban yang masih bisa dimaklumi untuk bisa tetap dikemudikan, agar kita bisa mencari bengkel ban terdekat atau sebaiknya segera menepi untuk mengganti dengan ban cadangan.

Fitur TMPS - Pemantau Tekanan Ban Mobil
Fitur TMPS – Pemantau Tekanan Ban Mobil

Untuk ban standar, 20 PSI (Pound per Square Inch) adalah tekanan udara minimum yang masih bisa ditolelir untuk keselamatan berkendara. Jika di bawah 20 PSI, itu sudah terlalu rendah. Jika memaksakan mobil untuk tetap berjalan, apalagi dengan kecepatan tinggi, itu akan membahayakan diri sendiri dan penumpang.

Hal yang Dapat Dilakukan Saat Peringatan Tekanan Ban Rendah Menyala

Lampu peringatan dari TPMS yang menyala menunjukkan bahwa tekanan udara lebih rendah dari yang disarankan di salah satu atau lebih ban mobil. Kita harus menganggap serius warning tersebut dan tidak boleh mengabaikannya dalam kondisi apa pun. Setelah ada indikasi, periksa tekanan udara semua ban.

Meskipun mobil Anda baru, pengecekan tidak boleh dilewatakan. Setelah mengetahui ada ban yang bertekanan rendah, segera ambil tindakan untuk menambah tekanannya. Bisa juga ban tidak terlihat kempes, tapi tekanannya sudah di bawah standar.

Mengukur tekanan udara ban dengan alat yang terpercaya adalah cara yang tepat untuk memastikan. Untuk ban mobil yang lebih berumur, pengguna harus memeriksa tekanan ban setidaknya sebulan sekali.

Tekanan ban rendah bisa juga disebabkan cuaca dingin, karena udara di dalam ban berkurang volumenya seiring turunnya temperatur. Berkendara di pegunungan bisa jadi contoh penyebab kemungkinan itu terjadi. Ban yang tertusuk benda tajam, berlubang, atau pecah memerlukan penanganan yang lebih serius atau bahkan perlu diganti.

Baca juga:

Bisakah Tetap Mengemudi dengan Ban Kempes?

Meskipun mengemudi dalam tekanan ban rendah adalah berbahaya, jika tidak ada pilihan, lakukan tindakan pencegahan berikut:

  1. Usahakan untuk selalu menempuh jarak pendek saat ban bertekanan rendah. Misalnya sekedar untuk mencari bengkel ban atau mencari tempat aman untuk mengganti dengan ban serap.
  2. Dengan ban kempes jangan melakukan perjalanan jauh, apalagi dengan kecepatan tinggi. Itu sangat berbahaya.
  3. Jangan membawa beban berlebihan saat ban kempes. Hal ini menambah lebih banyak tekanan pada ban yang sudah bertekanan rendah.
  4. Berkendaralah dengan kecepatan rendah hingga ban diganti atau tekanan udaranya ditambah.
  5. Berkendaralah di tepi kiri jalan dengan menghidupkan lampu hazard, hingga berhasil menemukan bengkel ban atau menepi keluar dari jalan untuk mengganti ban sendiri.

Kesimpulan dan Saran

Setelah jelas bahwa mengemudi dengan tekanan ban rendah adalah hal berbahaya selanjutnya penting bagi kita mengambil langkah-langkah untuk selalu memeriksa tekanan ban baik secara berkala, mapun saat akan memulai perjalanan jauh.

Memasang fitur TPMS bisa jadi solusi penting untuk memantau tekanan ban tiap saat, jika mobil Anda belum memiliki fitur tersebut. Jika itu terlalu mahal, bisa membeli pressure-gauge untuk tekanan ban seperti pada gambar di artikel ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected!! (Konten ini Dilindungi)