BLOG INI DIJUAL (SILAHKAN DITAWAR) HUBUNGI: 0813 7752 5527

Dampak Perang Rusia pada Industri Otomotif, Potensi Krisis Baterai EV dan Semikonduktor

Dampak Perang Rusia pada Dunia Otomotif

Share

CaruserMagz.com – Dampak perang Rusia vs Ukraina mulai mengguncang ekonomi dunia, karena kedua negara tersebut merupakan pemasok energi dan sejumlah material penting di banyak industri Eropa.

Setelah sebelumnya dikabarkan, bahwa invasi Rusia akan berpengaruh besar pada makin parahnya krisis Chip Semikonduktor akibat terhambatnya pasokan gas Neon dari Rusia, kini giliran harga Nikel yang kena hantam hingga meroket dua kali lipat.

Nikel adalah bahan baku penting untuk baterai Lithium-ion yang jadi komponen utama mobil listrik (EV). Sehingga harga yang melambung akan membuat biaya produksi mobil listrik meningkat signifikan.

Seperti dilaporkan oleh CNBC, London Metal Exchange menangguhkan perdagangan Nikel pada 8 Maret 2022, setelah harga Nikel untuk tiga bulan naik lebih dari dua kali lipat menjadi lebih dari $100.000 (£75,895) atau sekitar Rp 1,42 Miliar per ton.

Situasi ini sangat buruk, karena akan meningkatkan harga mobil listrik secara signifikan. Menurut Morgan Stanley selaku Analis Otomotif, peningkatan harga Nikel sebesar 67,2% akan meningkatkan harga rata-rata per unit EV sekitar $1.000 (£759/€902) atau Rp 14,2 juta di AS.

Berapa jarak tempuh mobil listrik hingga harus ganti baterai
Baterai Litihium-Ion pada Mobil Listrik

Di sisi lain, peningkatan harga pada mobil tidak bisa diberlakukan secara cepat, sehingga situasi tersebut akan mengakibatkan kerugian atau pengurangan laba secara signifikan pada pabrikan mobil.

The Wall Street Journal mencatat bahwa Rusia menyumbang 5-6% dari pasokan Nikel dunia dan yang paling berpengaruh adalah bahwa Rusia menguasai 17% produksi nikel dengan kemurnian tinggi yang sangat penting untuk kendaraan listrik.

Menurut laporan CNBC yang mengabarkan peringatan beberapa analis, tanpa perang Rusia pun, pasokan Nikel bermutu tinggi akan devisit pada tahun 2024 karena peningkatan permintaan. Sehingga dampak perang Rusia – Ukraina berpotensi mempercepat krisis Nikel tersebut.

Sebenarnya ada alternatif lain untuk tetap bisa memproduksi Baterai EV tanpa Nikel, seperti baterai lithium besi fosfat. Namun, itu berarti baterai akan memiliki kepadatan energi yang lebih rendah.

Jika harga Nikel tidak mengalami penurunan, atau bahkan terus meningkat, maka peningkatan harga mobil listrik tidak dapat dihindari akan meroket.

Di sisi lain, krisis Chip Semikonduktor diperkirakan akan makin parah karena terkena dampak perang Rusia vs Ukraina.

Pasokan Cip Semikonduktor akan pulih di 2022
Krisis Chip Semikonduktor berpotensi kian parah akibat Perang Rusia

Pasalnya Ukraina adalah pemasok 70% dari Gas Neon dunia dan Rusia juga memiliki porsi besar pada pasokan Gas Neon, yang merupakan bahan yang sangat penting dalam produksi semikonduktor.

Tidak cukup disitu, Rusia adalah pemasok utama kebutuhan energi Eropa termasuk Jerman, Italia dan Inggris yang merupakan lokasi penting fasilitas pabrikan kendaraan.

Harga gas dan minyak yang melambung juga akan berpengaruh besar pada biaya produksi kendaraan. Itupun jika pasokan gas tidak terhenti, dimana suplai gas dari Rusia berpotensi besar dihentikan sebagai bagian dari strategi perang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected!! (Konten ini Dilindungi)