BLOG INI DIJUAL (SILAHKAN DITAWAR) HUBUNGI: 0813 7752 5527

Bahaya Airbags Takata – Meledak seperti Granat, Apa Penyebabnya?

Bahaya Airbag Takata

Share
CaruserMagz.com – Masih ingat film serial horor berjudul “Friday the 13th“? Sobat yang berusia anak-anak atau remaja di tahun 90an kemungkinan sering nonton film berdurasi 1 jam yang ditayangkan TVRI setiap malam jumat tersebut.

 

Serial horror tersebut menceritakan tiga orang, Michelle Foster (Micki), Ryan Dallion dan Jack Marshak, yang berjuang mengumpulkan kembali barang-barang antik, yang suka mengambil nyawa orang lain.

 

Nah.. mungkin Micki, Ryan dan Jack belum sepenuhnya mengumpulkan barang antik tersebut, masih ketinggalan 1, yaitu Airbags yang kemudian setelah puluhan tahun, menyelinap ke pabrik airbag bermerk Takata, lalu memperbanyak dirinya menjadi jutaan.

 

Sehingga benda jahat itu bersemayam dalam jutaan mobil di seluruh dunia. Mungkin salah satunya ada di dalam mobil sobat! sedang mengintai saat yang tepat untuk beraksi. sereeem kan?

 

Sobat bingung, kok jadi bahas film horror jadul?  ini intermezzo saja.. untuk menggambarkan betapa mengerikan bahaya yang mengintai pengendara dengan Airbag Takata di dalam mobilnya.

 

Korban Jiwa dan Luka-luka

 

Heboh airbags Takata sebenarnya sudah berumur lebih dari satu dekade. Kecelakaan pertama yang melibatkan airbag ini terjadi pada tahun 2003. Namun entah mengapa, produsen mobil sepertinya tidak kapok untuk menggunakan produk kantung udara asal Jepang tersebut, sehingga rentetan recall dan kasus cidera bahkan kematian masih terjadi hingga kini.

 

Tercatat 10 korban jiwa di Amerika Serikat, ditambah 4 nyawa melayang di Malaysia, dan lebih dari 100 orang luka-luka, dari yang parah hingga luka ringan, telah terjadi akibat kegagalan fungsi airbags Takata.

 

Bisa sobat bayangkan betapa mengerikannya, serpihan-serpihan logam yang tajam tertancap di wajah hingga menembus tengkorak, bahkan hingga bersimbah darah. Seperti granat yang diledakkan di depan wajah.

 

Airbags yang seharusnya berfungsi menyelamatkan jiwa penumpang, hingga tak segores luka pun terjadi. Malah menjadi bom yang mencabik-cabik wajah hingga merenggut nyawa penggunanya.

 

Jadi, jangan anggap remeh masalah ini, jika sobat memiliki mobil dengan airbags, periksalah apa merk dan tahun produksi airbags tersebut, carilah informasi mengenai riwayat recall mobil sobat berdasarkan model dan tahun produksinya. Terlebih jika mobil sobat sudah cukup berumur atau dalam rentang waktu produksi dari tahun 2000 hingga 2014.

 

Komponen dan Cara Kerja Airbags

 

Perangkat airbags terdiri dari kantung udara yang dilipat sedemikian rupa, tabung inflator yang terbuat dari logam dan bahan kimia yang mudah berubah dari fase padat ke gas saat dibakar (meledak). Perangkat tersebut dihubungkan dengan pemantik api dan sensor tabrakan.

 

Bahan kimia tersebut diletakkan di dalam tabung inflator yang didesain sedemikian rupa dengan ketebalan tertentu dan dilengkapi beberapa lubang untuk menyalurkan tekanan gas yang dihasilkan dari reaksi kimia ke kantung udara hingga mengembang.

 

Jumlah dan kadar bahan kimia (chemical) yang berada di dalam tabung inflator dihitung dengan tepat, sehingga saat dibakar, ledakannya tidak sampai memecahkan kantung udara apalagi tabung inflator yang terbuat dari logam.

 

Jika terjadi tabrakan, sensor akan memberi signal pada pemantik, sehingga dalam waktu sepersekian detik, pemantik aktif membakar bahan kimia yang berada di dalam inflator, selanjutnya bahan kimia berubah  menjadi gas mengembangkan kantung udara dengan tekanan yang pas hingga melindungi penumpang dari benturan dengan interior mobil.

 

Bahaya Airbag Takata: Meledak seperti Granat

 

Berdasarkan rilis dari VivaNews pada November 2014, berikut kami jelaskan bagaimana kronologi hingga hanya Airbags Takata yang berbahaya.

 

Pada awalnya bahan kimia yang sering digunakan dalam airbags adalah Sodium Azide dengan rumus kimia NaN3, karena memiliki sifat yang ideal untuk berubah ke fase gas dalam waktu cepat, namun zat ini cukup berbahaya bagi manusia jika terhirup.

 

Pada perkembangan selanjutnya, di tahun 1998 ditemukan zat yang tidak berbahaya, yaitu Tetrazole (CH2N4) yang merupakan senyawa karbon sehingga tidak berbahaya jika terhirup. Namun senyawa ini tidak mudah dibuat, sehingga harganya menjadi mahal, sebagai konsekuensi dari biaya produksi yang tinggi.

 

Sebagaimana kultur perusahaan Jepang yang senantiasa melakukan inovasi untuk efisiensi, Takata berusaha menemukan bahan lain yang lebih murah untuk dapat bersaing di pasar automaker dan tentunya demi mendapatkan keuntungan yang lebih banyak.

 

Dipilihlah Amonium Nitrate (NH4NO3) yang mempunyai sifat yang sama dengan Tetrazole namun harganya jauh lebih murah. Amonium Nitrat merupakan campuran bahan peledak yang biasanya ada pada senjata seperti bom dan granat. Selain itu, zat ini juga  merupakan bahan baku pembuatan pupuk.

 

Takata mengetahui bahwa Amonium Nitrate bersifat tidak stabil jika terpapar perubahan suhu. Sifatnya  yang mudah menyerap air, juga berpotensi mempercepat akselerasi ledakan melebihi kondisi kering. Namun Takata yakin produknya dapat mengendalikan ketidakstabilan dan perubahan sifat bahan kimia tersebut.

 

Secara logika, jika terdapat kandungan air yang diserap, volume bahan tersebut akan bertambah dan akan menghasilkan volume ledakan yang lebih besar pula saat berubah dari fase padat ke gas. Apalagi ditambah perubahan sifat kimia yang menjadi lebih eksplosif (lebih mudah meledak) saat telah menyerap kandungan air.

 

Alhasil, volume tabung inflator dan kantung udara tidak cukup untuk menampung ledakan tersebut, hingga tabung inflator pecah menjadi serpihan logam yang seperti ditembakkan ke arah sopir atau penumpang.

 

Tabung inflator menjadi seperti granat yang ledakannya terfokus ke arah penumpang, hingga wajar luka atau cidera yang dihasilkannya berpotensi menghilangkan nyawa, karena sasaran terdekat adalah area kepala penumpang, khususnya wajah.

 

Berikut beberapa contoh tabung inflator dan serpihan logam yang dikumpulkan pihak berwenang di Amerika, setelah insiden ledakan airbags Takata.

 

Ledakan airbag Takata seperti granat

Ledakan airbag Takata seperti granat

 

Cukup mengerikan bukan? Bayangkan jika benda-benda tersebut dilemparkan dengan kecepatan tinggi ke wajah kita. Wajar jika kebanyakan korban mendapatkan luka di bagian wajah, leher dan dada.

 

Kecelakaan terakhir di Amerika menimpa seorang remaja putri berusia 17 tahun di Texas-Amerika, pada tanggal 31 Maret 2016, saat dia mengendarai Honda Civic keluaran tahun 2002, mobilnya menghantam belakang Honda CRV dengan kecepatan rendah. Airbag Takata di setir meledak hingga menghamburkan serpihan logam yang menyayat lehernya dan memutuskan arteri karotis. Wanita muda tersebut meninggal di tempat kejadian karena kehabisan darah.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected!! (Konten ini Dilindungi)