Hal itu dijelaskan oleh Endro Sutarno, selaku Technical Service Division Astra Honda Motor<\/em> (AHM). Menurut Endro, bahan bakar beroktan tinggi tidak akan terbakar dengan sempurna di mesin yang diset untuk oktan lebih rendah.<\/p>\n\n\n\n\u201cPembakaran yang tidak sempurna dapat menyebabkan kerak di dinding mesin, dan membuat karbon yang menumpuk lebih banyak,”<\/em> jelas Endro pada media, sebagaimana dikutip Kompas.com (24\/10\/23).<\/p>\n\n\n\n“Performa mesin juga akan berkurang, bisa menyebabkan emisi tidak sesuai yang diharapkan,\u201d<\/em> tambahnya.<\/p>\n\n\n\nSenada dengan itu, Nurkholis selaku National Technical Leader<\/em> PT Toyota Astra Motor (TAM) mengatakan akibat dari pembakaran yang tidak sempurna terhadap emisi.<\/p>\n\n\n\n\u201cKalau tidak terbakar sempurna, maka akan ada sisa-sisa partikel yang tidak habis terbakar. Sisa pembakaran itu akan berefek pada emisinya, sensornya tertutup kerak dan lain sebagainya,\u201d<\/em> papar Nurkholis.<\/p>\n\n\n\n<\/span>Penjelasan Logis: Akibat Pakai BBM Oktan Lebih Tinggi<\/span><\/h4>\n\n\n\nRuang bakar mesin dirancang untuk menampung pembakaran hingga sempurna untuk bahan bakar dengan spesifikasi tertentu. Dalam hal ini adalah sesuai nilai oktannya. Sehingga pembakaran terjadi tepat di dalam ruang bakar, hingga semua BBM terbakar habis tanpa ledakan berlebihan atau kekurangan ledakan.<\/p>\n\n\n\n
Jika menggunakan BBM beroktan rendah yang lebih cepat terbakar, proses pembakaran terjadi sebelum BBM memasuki ruang bakar, menyebabkan ledakan menjadi tidak rata dan berlebihan. Itulah mengapa terjadi efek mesin ngelitik atau knocking<\/em> atau hammering.<\/em> Hal itu berpotensi merusak komponen-komponen mesin sebelum ruang bakar.<\/p>\n\n\n\nJika BBM beroktan terlalu tinggi dari standar yang diset, maka pembakaran jadi lebih lambat sehingga tidak sempurna. Masih terjadi pembakaran saat BBM sudah keluar dari ruang bakar. <\/p>\n\n\n\n
Hal itu berarti emisi yang buruk dan komponen mesin setelah ruang bakar berpotensi lebih cepat rusak, plug-up dan lain sebagainya. Efek yang paling cepat dari kondisi tersebut adalah mesin yang over-heat.<\/p>\n\n\n\n
Dalam jangka panjang, penggunaan BBM yang tidak tepat sesuai anjuran pabrikan akan membuat usia mesin jadi lebih pendek dari seharusnya. Dalam kondisi ekstrim, mesin akan rusak parah dan memerlukan biaya mahal untuk diperbaiki. Itu pun tidak akan sempurna seperti jika menggunakan BBM yang tepat.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"
Akibat pakai BBM oktan lebih tinggi dari standar pabrikan mobil atau motor. Bukan hanya oktan rendah yang berbahaya bisa rusak mesin.<\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":26802,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"_monsterinsights_skip_tracking":false,"_monsterinsights_sitenote_active":false,"_monsterinsights_sitenote_note":"","_monsterinsights_sitenote_category":0,"_jetpack_newsletter_access":"","_jetpack_dont_email_post_to_subs":false,"_jetpack_newsletter_tier_id":0,"_jetpack_memberships_contains_paywalled_content":false,"_jetpack_memberships_contains_paid_content":false,"footnotes":""},"categories":[13],"tags":[],"yoast_head":"\n
Akibat Pakai BBM Oktan Lebih Tinggi dari Standar Pabrikan<\/title>\n \n \n \n \n \n \n \n \n \n \n \n \n \n \n\t \n\t \n\t \n \n \n \n \n \n\t \n\t \n\t \n