BLOG INI DIJUAL (SILAHKAN DITAWAR) HUBUNGI: 0813 7752 5527

Tanda Saatnya Ganti Shockbreaker Mobil, Berapa Lama Usia Pakai Shockbreaker?

Tanda harus ganti shock breaker mobil

Share
CaruserMagz.com – Salah satu bagian penting dari mobil adalah suspensi, dan komponen utama dari suspensi adalah shockbreaker atau sering juga disebut shock absorber. Kapan shockbreaker harus diganti? Apa tanda-tanda saatnya ganti shockbreaker? Ketahui jawabannya dengan membaca artikel ini hingga selesai.

 
Shockbreaker berfungsi sesuai namanya, yaitu peredam guncangan, sehingga bagian tersebut berperan penting pada kenyamanan berkendara. Shock absorber inilah yang membuat mobil terasa aman dan nyaman saat melalui jalanan bergelombang.

 
Selain itu, komponen suspensi ini juga berperan pada keselamatan mengemudi, sehingga kondisinya perlu mendapat perhatian dan perawatan khusus.

 

Fungsi dan Jenis Shockbreaker

 
Ada dua jenis shockbreaker, yaitu shock absorber dan strut. Pada mobil modern, biasanya Shock Absorber berada di roda belakang dan tipe strut ada di roda depan. Namun ada beberapa mobil yang menggunakan strut pada tiap rodanya.

 
Perbedaan shock absorber dan strut adalah rancangannya dimana strut menyatukan pegas dan peredam kejut, sedangkan shock absorber hanya peredam kejut saja.

 
Banyak yang salah pengertian mengenai fungsi shock aborber ini, khususnya di kalangan awam. Tidak sedikit orang menganggapnya berfungsi untuk membuat mobil dapat mengayun saat melewati jalanan tidak rata atau lubang.

 
Padahal fungsi tersebut diperankan oleh per atau pegas yang bisa berupa koil atau per pelat. Sedangkan tugas shock breaker adalah mengurangi efek ayunan atau hentakan berlebihan yang dihasilkan pegas. Hasilnya mobil mengayun tapi dalam takaran yang pas, sehingga membuat penumpang mobil merasa nyaman.

 
Shock absorber dan strut bekerja terus menerus baik mobilnya bergerak atau diam. Bagian ini hanya akan beristirahat saat mobil di angkat dengan dongkrak atau lifter di bengkel atau tempat cuci mobil.

 
Oleh karena fungsi menopang mobil terus-menerus tersebut, shock breaker punya usia pakai terbatas. Sehingga mau tidak mau pada usia dan jarak tempuh tertentu harus diganti dengan yang baru.

 
Baca juga:
Ciri-ciri Rem Mobil Bermasalah, Jangan anggap Remeh!
Konsekuensi Ganti Velg dan Ban Berukuran lebih Besar

 

Berapa Lama Usia Pakai Shockbreaker?

 
Pada kondisi normal dimana mobil sering digunakan sehari-hari, usia pakai shockbreaker adalah 4 hingga 5 tahun. Namun jika mobil jarang digunakan atau hanya melewati jalan mulus, usia shockbreaker bisa mencapai 10 tahun.

 
Jika mobil sering melewati jalanan berlubang, apalagi sering dikendarai dengan kecepatan tinggi di jalanan yang tidak rata, usia pakai shockbreaker bisa lebih pendek. Misalnya hanya 3 tahun saja sudah harus diganti baru.

 
Jadi usia pakai tidak bisa dijadikan standar tetap untuk menentukan apakah shockbreaker harus diganti atau belum. Hal yang lebih menentukan adalah kinerjanya dalam memberikan kenyamanan berkendara.

 

Berapa Jarak Tempuh untuk Ganti Shockbreaker?

 
Beberapa ahli menggunakan parameter jarak tempuh untuk menentukan kesehatan shockbreaker dan strut, yaitu 50.000 mil atau sekitar 80.000 km. Hal ini mungkin ditentukan oleh kondisi umum kebanyakan mobil yang lebih sering dikendarai di jalan yang baik.

 
Sama halnya dengan usia pakai, jarak tempuh bukanlah parameter yang pasti. Tapi setidaknya bisa menjadi acuan untuk jadwal memeriksakan shockbreaker ke teknisi ahli jika sudah mencapai umur dan jarak tempuh tersebut.

 

Apa Tanda Shockbreaker minta diganti?

 
Gejala berkurangnya kinerja shockbreaker adalah ciri-ciri yang lebih tepat dijadikan standar untuk menentukan kapan shockbreaker harus diganti. Berikut kondisi yang memberitahukan kita, untuk memeriksa dan mengganti shockbreaker:

 
Ayunan Berlebihan – Ayunan mobil terasa lebih lembut dari biasanya, hingga mengurangi rasa percaya diri saat mengemudi, khususnya saat menikung. Saat melewati jalan bergelombang atau berlubang, mobil berayun ke kiri dan kanan hingga butuh waktu lebih lama untuk kembali stabil.

Suara berisik – Adanya suara berisik dari suspensi belakang juga bisa menjadi tanda shock absorber sudah tidak berfungsi baik lagi.

Level Mobil tidak Seimbang – Saat diletakan di lantai yang rata, mobil menjadi miring, jarak antara ban dan spakbor tiap roda berbeda. Itu adalah tanda ada shockbreaker yang sudah minta diganti.

Oli shockbreaker keluar atau merembes – Pada shockbreaker dengan fluida cair, lebih mudah dikenali kondisi kerusakan dengan adanya rembesan oli yang keluar, yang artinya sudah ada kebocoran.

Ban Aus Tidak Merata – Jika ada salah satu ban yang kembangannya habis, sementara ban lain tidak. Itu menjadi pertanda bahwa sockbreakernya telah rusak dalam waktu lama.

 

Saran-saran

 
Setelah mengetahui pentingnya peran shockbreaker pada kenyamaan dan keselamatan berkendara, maka sebaiknya kita memberi perhatian pada kesehatan bagian tersebut. Berikut beberapa saran yang mungkin berguna dalam menjaga kesehatan shockbreaker mobil sobat:

  1. Hindari jalanan berlubang sebisa mungkin.
  2. Mengemudilah dengan kecepatan rendah di jalanan berlubang.
  3. Periksa kondisi kaki-kaki mobil secara rutin pada teknisi ahli.
  4. Masukkan pemeriksaan shockbreaker pada agenda service rutin, khususnya setiap 10.000 km.
  5. Gunakan shockbreaker sesuai standar dan anjuran pabrikan.

 
Salam Otomotif!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected!! (Konten ini Dilindungi)